Uji
Stasioneritas (unit root test)
Melakukan
regresi dengan menggunakan data time series yang bersifat nonstasioner
kemungkinan besar akan menghasilkan regresi lancung (spurious regression).
Untuk data yang tidak stationer metode inferensia klasik seperti OLS tidak bisa
diterapkan (Gujarati, 2003, hal. 792, 830). Menurut Baltagi (2005, hal. 356)
dan Greene (2002, hal. 609), syarat yang harus dipenuhi suatu data dapat
dikatakan stasioner apabila mempunyai kondisi rata-rata tetap (constant),
,
variasi data tetap
, dan
, untuk
.
Menurut Levin, Lin, dan Chu (2001),
dalam regresi data panel, pengujian stasioneritas menjadi penting karena
mengandung data time series. Namun,
pengujian stasioneritas pada data panel berbeda dengan data time series. Levin, Lin, dan Chu
menambahkan bahwa pengujian stasioneritas penting untuk dilakukan ketika N (unit cross section) berada pada interval 10 dan 250 serta ketika T (unit time series) berada pada interval 25 dan 250. Selain itu, Levin et
al. (2001) menambahkan bahwa penting
untuk dilakukan pengujian stasioneritas jika T sangat besar (walaupun N sangat kecil)
Pada data panel terdapat 4 (empat)
uji yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian stasioneritas, yaitu LLC
(Levin, Lin, dan Chu) test (1992),
IPS (Im, Pesaran, dan Shin test)
(1997), Combining p-value test, Residual Based
LM test.
·
Uji Levin, Lin, dan Chu (LLC test)
Uji LLC menyajikan
uji kestasioneritasan waktu dengan koefisien autoregressive order
pertama yang identik di antara individu. Hal ini lebih menguntungkan untuk data
pooled, dikarenakan koefisien AR yang identik di antara cross section
diperlukan pada data yang stasioner. Struktur analisis LLC menggunakan
persamaan yang diperinci sebagai berikut:
; i = 1,2,...,N; t =
1,2,...,T (24)
Persamaan di atas mengasumsikan kehomogenan
koefisisen autoregressive di antara individu yaitu ρi = ρ untuk semua i.
Hipotesis dalam uji Levin, Lin, Chu adalah:
H0
: ρi
= ρ = 0 untuk semua i (data tidak stasioner)
H1
: ρi
= ρ < 0 untuk semua i (data stasioner)
LLC menunjukkan bahwa di bawah
hipotesis null (H0), data tidak stasioner. Digunakan nilai dari t-statistic
yang disesuaikan untuk menghasilkan nilai ρ yang secara asimptotik
berdistribusi normal.
(25)
di
mana:
dan
adalah penyesuaian rata-rata dan standar
deviasi yang disediakan oleh tabel LLC.
menyatakan estimator bagi variance jangka panjang untuk individu
ke-i. 𝑅𝑆𝐸
adalah standard
error dari ρ.
adalah estimasi variance dari variabel error 𝜂.
adalah perkiraan deret waktu yang disesuaikan,
dengan rumusnya adalah
= T – (
i p𝑖 /N) – 1 (Baltagi, 2005).
Apabila nilai p-value LLC lebih kecil dari alpha
(α), maka Tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
telah stasioner.
·
Uji Im, Pesaran, dan Shin (IPS test)
Uji IPS merupakan pengembangan dari uji LLC di mana error tidak
berkorelasi serial, namun T tetap. Im, Pesaran, dan Shin (IPS)
menggunakan kerangka likelihood dengan prosedur pengujian alternatif
berdasarkan rata-rata unit root test statistik individu dalam setiap
grup untuk panel. IPS melakukan pengujian berdasarkan rata-rata (augmented)
Dickey Fuller (1979) yang mengacu pada t-bar test. Asumsi IPS yaitu no
cross-sectional correlation.
;
i = 1,2,...,N; t = 1,2,...,T (26)
H0
: ρi
= ρ = 0 untuk semua i (data tidak stasioner)
H1
: ρi = ρ < 0 untuk semua i (data
stasioner)
(27)
Statistik (IPS) ini menunjukkan konvergensi dalam probability
terhadap standar normal secara sekuensial sejalan dengan T menuju tak
hingga, dan diikuti dengan N menuju tak berhingga, dimana T
adalah time series dimension dan N adalan cross sectional
dimension. Konvergensi diagonal antara T dan N menuju tak
hingga, sementara NT ≥ k, dimana k merupakan konstanta nonnegatif
berhingga.
Apabila nilai p-value t-bar lebih kecil
dari alpha (α), maka Tolak H0
dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan telah stasioner.
·
Combining p-value Test
Combining p-value tests merupakan pengujian stasioneritas yang
dikembangkan oleh Maddala dan Wu (1999) dan Choi (1999). Metode ini merupakan
penyempurnaan dari metode IPS, di mana metode ini sangat tepat digunakan untuk
menguji unit root apabila terjadi korelasi antar cross section.
Formula uji IPS adalah sebagai berikut:
(28)
Ketika N
kecil, Choi menggunakan uji Z:
(29)
Z ∽ N (0,1)
Ti
→ ∞ dan N → ∞
Apabila nilai p-value Z lebih kecil dari alpha
(α), maka Tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
telah stasioner.
·
Residual Based LM Test
Hadri (1999) melakukan uji stasioneritas terhadap
residual dari setiap cross section dengan menggunakan uji Lagrange
Multiplier (LM).
Model residual yang dikemukakan oleh Hadri (1999) adalah sebagai
berikut:
yit = rit + ηit (30)
rit = rit-1 +
uit ; uit ∽ iid (0, σ2) dan ƞit
Statistik
uji yang digunakan adalah Lagrange
Multiplier (LM):
(31)
di mana :
Ti → ∞ dan N → ∞
Apabila nilai p-value LM lebih kecil dari alpha
(α), maka Tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan
telah stasioner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar